Mindset

8 Prinsip Psikologi yang Bisa Membantu Anda dalam Mengembangkan Skill Desain

Prinsip Psikologi untuk desain? Apa saja ya?

Kalau kita bicara soal desain, memang tidak akan ada habisnya apalagi dalam bisnis.

Desain, merupakan salah satu hal penting dalam bisnis.

Bisa Anda bayangkan kalau sebuah bisnis tidak memiliki tim desain untuk membuat gambar, poster dll untuk membantu Anda dalam kegiatan promosi bisnis?

Kalau Anda punya skill desain sih tidak menjadi masalah. Tapi bagaimana kalau tidak?

Ini menjadi kendala dalam berbisnis.

Kita sebagai pemilik bisnis juga harus betapa sulitnya menjadi seorang desainer. Entah desain grafis atau untuk desain web.

Kita mungkin pernah berpikir, oh, ide desain ini bagus ya kalau bisa direalisasikan. Kasih tugas saja ke bagian desain.

Kenyataannya dalam proses, bagian desain juga punya kendala sendiri.

Kita posisikan diri ya. Seandainya kita ini seorang desainer, ketika waktunya mengerjakan tugas, mendesain, artinya kita akan membuat sebuah keputusan.

Setiap warna, bentuk, garis, font, teks dan grafis harus dipertimbangkan karena akan mempengaruhi pesan yang akan disampaikan ke audience.

Para desainer dituntut untuk menjadi kreatif, karena itu juga bagian dari pekerjaan mereka. Mereka juga paham kalau seharusnya desain yang dihasilkan menjadi lebih baik dari hari ke hari.

Tapi kenyataannya, mereka suka stuck di tempat.

Mereka bingung bagaimana caranya agar desain dan skill mereka berkembang.

Nah, artikel kali ini akan membahas bagaimana prinsip psikologi bisa membantu para desainer agar menjadi lebih kreatif.

Artikel ini bukan hanya untuk para desainer, tapi juga untuk umum. Entah profesi Anda sebagai pemilik bisnis atau di bidang lain.

Mari kita bahas!

Prinsip Psikologi yang Akan Membantu Anda dalam Mengembangkan Skill Mendesain

  1. Mental Model

Kita asing dengan istilah mental model karena memang bukan kata-kata umum.

Mental model adalah proses mapping. Apa yang orang pahami tentang dunia yang real melalui pengalaman dan menggantikan model tersebut dalam desain atau sesuatu dalam ruang digital.

Ini semua tentang mencoba mengungkap proses intuitif audiens.

Biasanya yang menggunakan prinsip psikologi mental model ini adalah orang yang bekerja sebagai ilmuwan computer dan UX designer.

Mereka menggunakan mental model karena proses untuk mendesain sesuatu yang baru, seperti layout web atau aplikasi baru pasti butuh dicoba sebelum mereka tampilkan untuk umum.

Tujuannya adalah supaya mereka bisa take action berdasarkan intutif seorang pengguna.

Jadi para designer memposisikan diri sebagai pengguna dan berpikir kira-kira apa yang disenangi dan membuat mereka betah di web atau membuat mereka mendownload suatu aplikasi.

Melalui proses design, lakukan cek intuitif. Apakah hasil visualnya sudah ok? Pesannya jelas dan mudah dimengerti?

  1. Efek Von Restorff

Efek Von Restorff itu simple. Idenya adalah membuat sesuatu terlihat berbeda dibandingkan dengan yang lain agar mudah diingat orang.

Ketika mendesain, terkadang Anda ingin mata audience Anda tertuju pada satu spot. Walaupun kalau ada elemen desain lain disekitarnya.

Anda bisa menggunakan warna, font, size, dll.

Ada contoh dari Target Jobs. Mereka menggunakan gambar ini untuk mengilustrasikan bagaimana seseorang bisa terlihat stand out dari yang lain.

Dengan menempatkan sekelompok elemen yang sama di samping elemen yang berbeda (sepatu merah).

Gambar ini menggunakan efek Von Restorff.

2

  1. Prinsip Gestalt

Prinsip Psikologi Gestalt atau hukum gestalt berfokus pada beberapa elemen desain yang dikumpulkan menjadi satu grup yang sama.

a. Proximity

Idenya adalah menempatkan sebuah objek didekat dengan yang lain. Jadinya objek tersebut dilihat sebagai sebuah kelompok, bukan individual.

Walaupun ada banyak shape dalam huruf U dalam Unilever logo, mata kita tetap melihatnya sebagai sebuah kesatuan.

3b. Similarity

Objek yang terlihat sama akan dianggap sebagai satu objek atau sebagai bagian kelompok yang sama.

Pada logo NBC, beberapa cones yang sama dilihat sebagai satu kesatuan karena mirip satu dengan lainnya.

4c. Closure

Closure terjadi waktu sebuah bentuk dianggap keseluruhan bahkan ketika objek tersebut tidak tertutup secara keseluruhan.

Di logo Girl Scout, bentuk dan whitespace digunakan untuk merangkai siluet meskipun bentuk logo kalau kita lihat secara keseluruhan tidak tertutup.

5d. Continuity

Sebuah logo dikategorikan sebagai continuity waktu mata kita secara natural mengikuti satu objek ke objek lain tanpa terputus.

Logo Olympic termasuk dalam continuity karena mata kita terus mengikuti bentuk lingkaran dari awal sampai akhir tanpa ada garis putus.

6e. Figure & ground

Ketika mata melihat sebuah objek lain dalam satu objek, artinya mata kita bisa memisahkan objek (figure) dari area sekitarnya (ground).

Coba kita perhatikan logo penghargaan yang ditujukan untuk Steve Jobs.

7Kita akan melihat bagian whitespace sebagai figure atau sebagai groundnya. Tergantung mata kita melihatnya sebagai Apple atau siluet Steve Jobs.

  1. Reaksi Visceral

Pernah melihat tampilan web, gambar, atau visual yang membuat langsung Anda suka tapi Anda tidak bisa menjelaskannya kenapa?

Nah, mungkin Anda mengalami reaksi visceral – semacam reaksi yang keluar begitu saja dari dalam diri kita.

Desain yang memiliki reaksi visceral sebenarnya dirancang untuk menciptakan kesan estetika yang positif.

Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui desain mana yang terlihat menyenangkan dan mana yang tidak ketika orang lain melihatnya.

8

  1. Psikologi Warna

Prinsip psikologi warna juga dipertimbangkan ketika seseorang mendesain.

Desainer perlu melakukan research agar mengetahui warna mana yang cocok untuk menggambarkan sebuah mood.

Setiap warna akan mewakili mood yang berbeda. Misalnya :

Biru : keamanan, ketenangan, kejujuran, bisa dipercaya, kuat, kepedulian.

Biasanya bisnis yang perusahaannya menggunakan warna biru, mereka ingin menampilkan bahwa perusahaan mereka itu bisa dipercaya.

Contohnya Facebook. Warna biru yang digunakan Facebook melambangkan keamanan dan social network yang kuat.

Secara tidak langsung, ini akan membantu para penggunanya untuk merasa aman ketika mereka sharing dan menampilkan banyak informasi pribadi.

9Merah : energi, cinta, ketertarikan, tegas, passion.

Coca-Cola adalah salah satu contoh klasik bagaimana perusahaan menggunakan warna merah untuk branding. Mereka menyampaikan kepada orang-orang kalau produk Coca-Cola itu menarik dan energik.

10Oranye : Happy, ramah, terjangkau, sangat sosialisasi.

DigitalMarketer.id menggunakan warna oranye sebagai lambang keramahan. DMID senang membantu customer untuk membangun dan mengembangkan bisnis mereka untuk menjadi lebih baik lagi.

11

Kuning : logis, optimis, berpikiran maju, percaya diri, playful.

Bzzy merupakan sebuah aplikasi yang memudahkan Anda untuk melakukan auto-reply ke teman Anda ketika sibuk.

Warna kuning melambangkan style inovatif tapi juga playful!

12Ungu : Imaginatif, kreatif, nostalgic.

Warna ungu dari Kaleidoscope melambangkan imaginatif. Aplikasi ini akan membantu Anda untuk membandingkan satu file dengan file lain secara cepat dan juga menemukan perbedaan dalam teks, images, serta folder.

13Hijau : Bertumbuh, organic, natural, segar, membumi.

Kebanyakan, perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan menggunnakan warna hijau untuk menunjukkan kesegaran dan organic, karena warna ini berhubungan dengan alam.

14Warna-warni : multi-channel, positif, playful, tegas, tidak terbatas.

Google merupakan contoh sederhana yang menggunakan warna-warni pada logo perusahaan mereka.

15

  1. Psikologi Bentuk (Shapes)

Seperti warna, manusia juga menghubungkan bentuk dengan berbagai emosi dan karakteristik.

Psikologi bentuk mempelajari arti dari setiap bentuk yang dipilih oleh seseorang dan nantinya akan dicocokkan dengan karakteristik si pemilih.

Bentuk lingkaran, oval, dan elips : pesan emosional positif yang melekat komunitas, pertemanan, cinta, hubungan, kesatuan, dan feminitas.

Logo bundar dari AT&T memberikan perasaan yang universal. Sebagai perusahaan wireless network, ini masuk akal.

16Bentuk persegi empat dan segitiga : stabilitas dan keseimbangan, kekuatan, profesionalitas, efisiensi, power, masculine.

Miscrosoft dan Delta punya bentuk persegi empat dan segitiga dalam logo mereka.

Bentuk ini menciptakan perasaan yang stabil dan efisien ketika melihat logo tersebut.

17

18

Garis vertical : Masculine, kekuatan, dan agresif

Walaupun logo SoundCloud berbentuk awan yang terkait dengan mimpi kreatifitas, garis vertical menciptakan perasaan yang agresif.

Kombinasi dari garis vertical dan bentuk awan memberikan pesan kalau SoundCloud adalah sebuah tool yang kreatif dan juga memiliki kekuatan.

19Garis Horizontal : komunitas, kedamaian dan ketenangan

Sebagai organisasi masyarakat, Human Rights Campaign adalah contoh yang bagus karena selain logo yang digunakan melambangkan kedamaian, garis horizontalnya juga menunjukkan ekualitas dan ketenangan.

20

  1. Teori Dual-Coding

Teori dual-coding menyatakan kalau visual dan verbal bisa mewakili ide, tapi dengan menggunakan keduanya dapat membantu otak untuk mengingat ide lebih cepat.

Artinya, kita butuh informasi visual dan verbal untuk menggali dan mengingat informasi.

Kalau digunakan waktu mendesain, artinya kita harus mengilustrasikan ide sebanyak mungkin sambil menggunakan pesan verbal untuk menjelaskan ide tersebut.

Sebagai contohnya, kita lihat gambar di bawah ini.

21Grafik sebagai visual yang menunjukkan warna primer, sekunder, dan tersier.

Kita perlu memasang informasi tertulis untuk membantu pembaca agar lebih memahami konsep sepenuhnya.

  1. Analisis Cost Benefit

Secara sadar atau tidak, setiap kali kita mengambil sebuah keputusan, kita menggunakan analisis cost benefit.

Simpelnya, analisis cost benefit adalah proses menimbang cost dan benefit dari sebuah tindakan sebelum kita melakukannya.

Kalau costnya terlalu besar tapi tidak sesuai dengan benefit, kita tidak akan mengambil tindakan.

Tugas desainer adalah memastikan kalau desain yang mereka buat memiliki benefit yang lebih banyak daripada costnya.

Artinya, para desainer akan membuat content sesimpel mungkin untuk audience dan juga memenuhi goal dari content.

Bukan pekerjaan yang mudah, ini menjadi tantangan untuk para desainer.

Coba sekarang pikirkan sebuah form submission pada landing page Anda.

Katakan apa yang ingin Anda tawarkan ke audience Anda. Content berkualitas tinggi seperti template atau ebook berkualitas tinggi.

Waktu Anda menyusun strategi agar pengguna mengisi form untuk mendapatkan content yang Anda tawarkan, Anda harus ingat untuk mendesain proses konversi audiencenya dengan analisis cost benefit.

Siap untuk Mempraktikkan?

Nah, semua ilmu dan prinsip psikologi untuk desain sudah kita bahas, sekarang semua keputusan kembali lagi ke Anda.

Apakah Anda sebagai desainer ingin langsung menerapkannya atau mau cari tahu lebih lanjut tentang ilmu-ilmu psikologi yang sudah dijelaskan? Tidak masalah, yang penting tetap dipraktikkan ya!

Bagaimana dengan Anda yang bekerja di luar bidang desain? Ingin segera memberi info ini kepada teman atau kerabat yang membutuhkan? Silakan! Semoga artikel ini bisa membantu mereka dan bermanfaat ya!

Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Oh iya, kalau Anda masih penasaran soal desain, psikologi, dll. Cek saja list artikel di bawah ini :

banner-FB-tanpa-link-CTAAnda punya kesulitan atau cerita menarik dalam menerapkan prinsip psikologi untuk desain? Atau yang berhubungan dengan topik ini?

Sampaikan saja langsung kepada  Digitalmarkerter.id dan pembaca lainnya, dengan mengisi kolom di bawah ini!

Write A Comment