Mengapa Menjadi Influencer TikTok?
Popularitas TikTok di kalangan Gen Z dan milenial telah menjadikannya salah satu platform yang efektif untuk memasarkan produk.Banyak orang berlomba untuk menjadi influencer dengan cara membangun personal branding di TikTok, dengan harapan dapat melakukan monetisasi melalui kerja sama dengan berbagai brand yang melakukan marketing di TikTok.
TikTok memiliki algoritma yang unik bagi para penggunanya, dengan memiliki laman bernama For Your Page (FYP). FYP merupakan laman utama yang berisi rekomendasi video berdasarkan minat dan interaksi pengguna. Dengan cara menjadikan videonya FYP di TikTok, banyak akun pengguna yang menjadi influencer. Beberapa kreator TikTok yang memiliki jumlah pengikut terbesar di TikTok antara lain
- Ria Ricis, dengan 27,1 juta pengikut
- Cahyaniryn, dengan 18,2 juta pengikut
- anggun, dengan 17,7 juta pengikut
- Juyycomell, dengan 17,4 juta pengikut
- Notnot, dengan 16,3 juta pengikut
- SS, dengan 15,2 juta pengikut
- Fuji, dengan 14,8 juta pengikut
- Unaa, dengan 14,1 juta pengikut
- Wahyukadeoo, dengan 13,7 juta pengikut
- Moh Faruk, dengan 13,2 juta pengikut
Ada banyak faktor yang membuat influencer tersebut memiliki banyak pengikut. Seorang influencer bisa memilik satu atau beberapa faktor sekaligus. Berikut sejumlah faktornya;
- Profesi
Beberapa influencer seperti Ria Ricis, telah lama dikenal sebagai seorang youtuber yang menjadi selebritis. Namanya mulai dikenal melalui tren video squishy beberapa tahun lalu. Kepopulerannya pun bertahan ke media sosial lain yang dia miliki seperti Instagram dan TikTok. Nama lainnya seperti akun Notnot yang dimiliki oleh gadis bernama asli Lidiawati yang merupakan seorang streamer esports.
- Sensasi
Faktor lainnya yang cukup berpengaruh adalah sensasi. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat konten video yang viral, mengikuti tren atau tantangan (challenge) yang ada di TikTok, hingga isu seputar kehidupan pribadi. Beberapa akun TikTokers yang melambung karena faktor ini antara lain Sandy Saputra atau dikenal dengan ss, serta Fuji.
- Personal Branding
Cara ini ditempuh oleh pengguna yang mem-posting konten video dengan karakter khas yang membedakannya dengan pengguna lainnya. Dalam daftar 10 influencer TikTok dengan pengikut terbanyak, Anggun Supriadi menjadi salah satu yang dikenal konsisten dengan video mukbang makanan pedas. Contoh lainnya adalah Mohammad Faruk yang dikenal sebagai kreator konten video bergenre drama dengan ciri khas slow-motion pada videonya.
Membangun Personal Branding di TikTok
Selain daftar nama influencer di atas, ada beberapa akun influencer TikTok yang dikenal karena memiliki personal branding yang kuat. Mereka konsisten memproduksi konten dengan tema yang khas dalam jangka panjang. Tak jarang konten video yang diproduksi pun menjadi viral dan dibicarakan banyak orang. Berikut beberapa influencer TikTok dengan personal branding yang kuat:
- Siscakhol, dengan 11,7 juta pengikut, memiliki personal branding masak dan mukbang dengan bahan-bahan makanan yang mewah,
- Asahpolapikir, dengan 1,4 juta pengikut, dikenal memproduksi konten video mengenai realita bisnis,
- Micol_26, dengan 1,2 juta pengikut, konsisten berbagi konten video mengenai tips table manner,
- Raymondchins, dengan 618,2 ribu pengikut, konsisten memproduksi konten video komentar terkait finansial dan startup,
Dengan memiliki personal branding yang kuat, para influencer menciptakan karakter yang khas dan memiliki segmentasi pasar yang jelas. Hal inilah yang mengundang para pemegang merek dengan segmentasi pasar yang sama, untuk bekerja sama dengan mereka guna meningkatkan brand awareness.
Personal branding sendiri memiliki banyak arti. Menurut Founder & CEO Blossm Social Media Macy Troyer, personal branding diartikan sebagai perpaduan antara autentisitas dan profesionalisme yang dimiliki seseorang, serta bagaimana hal tersebut ditampilkan di media sosial. Terlepas dari apapun latar belakang Anda, personal branding pada intinya adalah cara Anda mengkomunikasikan siapa Anda, apa yang Anda lakukan, mengapa Anda melakukannya, dan bagaimana Anda melakukannya.
Di era media sosial saat ini, membangun personal branding secara online telah menjadi bagian dari personal growth. Tak hanya bagi influencer, personal branding juga penting bagi para pengusaha yang ingin memulai bisnis dan meningkatkan skala bisnisnya.
Meskipun memiliki kata personal di dalamnya, namun sebenarnya prinsip-prinsip dasar personal branding juga bisa diterapkan dalam bisnis. Hal ini berlaku misalnya bila Anda mengelola akun TikTok brand perusahaan Anda. Pertanyaannya, bagaimana melakukan personal branding di TikTok?
Natasha Ardiani, CoFounder dan COO Durianpay menyatakan bahwa personal branding bukan sekadar tagline atau wacana. Personal branding adalah identitas Anda, cara Anda menunjukkan karakter dan kualitas yang membedakan Anda dengan orang lain. Dalam melakukan personal branding, ada beberapa cara yang dapat dilakukan.
- Kejelasan
Bila Anda ingin memulai melakukan personal branding di TikTok, sebaiknya Anda memulainya dari diri sendiri dulu. Untuk itu, Anda perlu memiliki self-awareness ataupun kesadaran yang tinggi mengenai jati diri Anda dan kepribadian Anda. Beberapa pertanyaan berikut mungkin dapat membantu;
- Apa misi Anda?
- Apa passion Anda?
- Apa nilai yang Anda pegang dalam hidup?
- Bagaimana Anda ingin dikenal publik?
- Topik apa yang Anda suka dan kuasai?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu Anda mengerucutkan bagaimana Anda memproduksi konten untuk membentuk karakter personal branding Anda. Ambillah waktu sejenak untuk berkontemplasi memahami diri Anda sendiri.
- Cerita
Setelah menentukan nilai-nilai personal branding yang ingin Anda bentuk, tahap selanjutnya adalah menentukan cerita. Bagaimana Anda ingin berkomunikasi dengan khalayak Anda? Hal ini juga berkaitan dengan poin pertama sebelumnya. Ingatlah bahwa tidak semua cerita Anda layak untuk diceritakan kepada publik. Pilihlah cerita yang benar-benar mencerminkan personal branding Anda.
Dalam platform TikTok, ada berbagai jenis konten yang dapat Anda gunakan untuk bercerita. Anda bisa membuat parodi, wawancara, mengemasnya dalam bentuk a day in my life, hingga jenis tantangan dance. Sekali lagi, pilihlah yang sesuai nilai atau karakter yang ingin Anda tampilkan.
- Menjadi Tulus dan Otentik
Meskipun dilakukan secara sengaja, sebaiknya Anda tetap jujur dan otentik saat melakukan personal branding. Pilihlah topik yang memang Anda kuasai. Hal ini untuk mencegah adanya blunder atau misinformasi di kemudian hari.
Selain itu, lakukanlah hal yang Anda sukai dan kuasai. Membicarakan topik yang memang Anda kuasasi akan membangun kredibilitas Anda. Dengan melakukan hal yang Anda sukai, khalayak akan lebih mudah untuk merasa terhubung dengan Anda.
- Pahami Khalayak dan Channel Anda
Memahami khalayak dan channel adalah langkah selanjutnya untuk membangun personal branding. Semakin relevan konten Anda dengan khalayak atau pengikut Anda, semakin besar kemungkinan interaksi yang tercipta, baik berupa likes, shares, atau komentar. Interaksi inilah yang menjadi salah satu aset berharga Anda dalam mengukur efektivitas personal branding yang Anda lakukan.
Dalam konteks TikTok, mayoritas demografi penggunanya adalah Generasi Z dan milenial. Gen Z adalah mereka yang lahir sejak 1995 hingga 2010. Karakternya adalah digital natives, sangat menggemari media sosial, realistis, dan unik.
Sebagai platform berbagi video pendek dengan durasi 15-30 detik, tiga hingga lima detik pertama dalam video yang Anda bagikan sangat penting untuk menjadi hook dalam meraih atensi pengikut Anda. Usahakanlah dalam detik-detik awal ini, video pendek Anda telah mencerminkan personal branding yang telah Anda tentukan.
Gunakan sound yang mendukung cerita Anda, serta gunakan gaya penyuntingan yang sesuai dengan cerita dan sound Anda. Anda bisa mencoba riding the waves dengan mengikuti tren sound maupun filter yang sedang banyak digunakan oleh TikTokers. Hal ini akan membuat peluang video pendek Anda lebih besar untuk termuat dalam laman For Your Page (FYP) sehingga dapat menjangkau lebih banyak khalayak dan pengikut baru.
- Konsisten
Personal branding bukanlah usaha yang terbentuk dalam semalam. Bila diandaikan, personal branding layaknya lari maraton yang membutuhkan jangka panjang dan konsistensi.
Dengan mem-posting konten video yang konsisten, Anda juga menjaga ekspektasi para pengikut Anda. Para pengikut TikTok Sisca Kohl sudah dapat membayangkan akan melihat konten makanan mewah setiap kali Sisca Kohl memposting video barunya.
Bila Anda telah menentukan personal branding, hindari mem-posting konten yang tidak relevan dengan tema yang Anda tetapkan. Hal ini akan membuat bingung pengikut Anda dan algoritma media sosial. Bila perlu, Anda dapat membuat dua akun berbeda untuk kepentingan yang berbeda sesuai tujuan Anda.